komik one million tears

 one million tears
kisah sedih

Read Online A Million Tear Drops 001
Read Online A Million Tear Drops 002
Read Online A Million Tear Drops 003
Read Online A Million Tear Drops 004
Read Online A Million Tear Drops 005
Read Online A Million Tear Drops 006
Read Online A Million Tear Drops 007
Read Online A Million Tear Drops 008
Read Online A Million Tear Drops 009

Posted in | Leave a comment

cerita



Cinta Itu Memberi

By: Muhamad Agus Syafii

Cinta itu memberi, indah dan menyejukkan, begitu nyata pada seorang perempuan muda, air matanya menetes. Perjalanan hidupnya tidak selalu indah namun hatinya tegar bagai batu karang. Begitu sangat terpukul dengan keputusannya sendiri setelah memaksa minta cerai dari suaminya. Meskipun menang dalam keputusan sidang pengadilan dan berhak atas dua anaknya, rasa sepi dan sendiri, tertekan batin dan kekosongan paska perceraian tetap menghantuinya.

'Saya menangis setiap kali mengingat kata-kata suami saya yang sangat menyakitkan hati, tetapi saya mencoba untuk memaafkan tetapi sangatlah sulit.' tuturnya. Untuk menghilangkan rasa perih dihati dirinya bekerja. Menyibukkan dengan berbagai kegiatan, malah membuat jauh dari Allah dan berlumuran dosa. Kehadiran laki-laki lain telah mengisi hatinya, tersadar atas semua perbuatan, Apakah Allah akan mengampuni dosa-dosa saya? Begitu tuturnya. Tidak lama kemudian, orang yang dicintainya malah memukulinya dan menginjak-nginjak harga dirinya. 'Saya hampir bunuh diri karena tidak sanggup menanggung derita ini Mas Agus, saya mencoba meminum racun serangga tapi teringat anak-anak ama siapa mereka kalo ibunya mati?'

Malam itu kedatangannya hadir di Rumah Amalia untuk berharap keridhaan Allah agar semua masalahnya bisa selesai. Air matanya mengalir dengan derasnya. Beberapa kali tisu digunakan untuk mengusapnya. Tak kuasa menahan kesedihan yang teramat dalam. 'Alhamdulillah, hati saya menjadi tenang Mas Agus.' ucapnya.

Sebulan setelah itu dirinya bertemu dengan mantan suaminya. ' Sungguh ajaib, saya merasa sangat merindukan dia. Tidak ada lagi kebencian dihati saya.' Doa itu telah didengar oleh Allah, cintanya telah disatukan kembali. Mereka telah direstui oleh kedua orang tua untuk berkumpul kembali dalam mahligai rumah tangga. Mereka menikmati kebahagiaan hidup berumah tangga kembali.

----
Sahabatku, yuk..aminkan doa ini agar keluarga kita menjadi keluarga sakinah mawaddah warahmah. "Rabbana hab lanâ min azwâjinâ wa dzurriyyatinâ qurrata a’yunin waj-’alnâ lil-muttaqîna imâmâ." Artinya, Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami, pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati kami, dan jadikan kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Furqan: 74).

Wassalam,

Posted in | Leave a comment

cerpen

Miracle of love
Oleh: Zora thalib
“Kate, mengapa kau tidak memakan sandwichmu?” tanya Alexa sambil menopang dagu. Kate menatap Alexa tak bergairah, lalu tersenyum tipis. Alexa mengangkat alis, lalu bergumam tak jelas, “Whatever”.
“Honey!!!” panggil seorang cowok dari kejauhan. Alexa mencari sumber suara, dan mendapati James Shady, pacar Kate yang saat itu sedang berjalan menghampiri meja mereka. Alexa tersenyum, dan James membalas senyumnya.
“Jadi, ada apa denganmu Kate?” tanya James lembut, sambil menarik kursi dan duduk. Kate menggeleng, “Tidak ada”.
“Kau yakin?”, Kate mengangguk. James menatap Alexa, seolah minta penjelasan, ada apa dengan Katenya? Tapi, Alexa mengangkat bahu.
“Kau tidak bisa bilang ‘tidak ada apa-apa’, jika wajahmu seperti itu.” James sengaja menekankan kalimat ‘tidak ada apa-apa’. Alexa yang melihat James dan Kate hanya tersenyum.
“Aku hanya lelah..” akhirnya, Kate angkat bicara.
“Kalau begitu, kau perlu istirahat. Kau mau makan sandwichmu dulu, atau aku langsung kita langsung pulang ke apartement?” ujar James sambil beranjak dari duduknya.
“Aku tak ingin makan apapun.” Kate menatap James malas.
“Oke, tapi kau harus makan sesuatu di apartementmu, atau aku akan memaksamu untuk makan. Ayo Kate, kita pulang” ucap James sambil menggandeng tangan Kate.
“Aku dan Kate duluan, Lex” pamit James.
“Ya, hati-hati” Alexa berkata lirih, lalu ia merapikan rambutnya, dan juga beranjak pergi.
*****
Saat ini, Alexa sedang berada di Delicio Cafe. Dia sedang mengaduk jus jeruknya. Dia tidak pernah menyukai bir, wiski atau semacamnya. Menurutnya, seseorang tidak harus minum bir agar terlihat dewasa.
“Kau Alexa?” ucap seseorang dengan tiba-tiba sambil menepuk bahunya pelan. Kate menoleh, dan mendapati seorang cowok dengan rambut pirang berantakan sedang tersenyum lebar. Dia mencoba menebak cowok didepannya. Tapi, dia tak mendapati jawabannya.
“Memangnya, kau siapa?” akhirnya, Kate bersuara.
“Ya ampun Kate! Kau tidak mungkin melupakan sahabat kecilmu yang berjanji akan menemuimu begitu kau kembali dari Paris kan?”
“Oh My God! Kau Dylan?” mata biru Alexa berbinar. Cowok di depannya tertawa, lalu menarik kursi dan duduk di hadapan Alexa.
“Kau apa kabar?” tanya Dylan.
“Baik, kau bagaimana? Kau mau pesan sesuatu?”
“Aku merasa lebih baik setelah bertemu denganmu. Aku sudah cukup kenyang melihatmu.”
“Benarkah?”
“Kau tahu, aku selalu mempunyai energi lebih jika melihatmu.” Alexa tersipu.
“Kau selalu seperti itu...” Dylan tersenyum lebar.
*****
“Alex, aku dengar kamu akan pindah? Benarkah?” Dylan kecil bertanya pada Alexa kecil. Saat itu, umur mereka 8 tahun. Alexa kecil terdiam sebentar, lalu mengangguk pelan. Matanya terlihat sedih.
“Jadi, aku tak akan bertemu dengan kamu lagi?”
“Padahal, Alex ingin selalu bersama Dylan.”
“Dengar Lex, apapun yang terjadi, saat kau kembali lagi kesini, aku akan menemuimu. Aku janji. Karena, aku menyukaimu. Dan aku janji aku hanya akan menikah denganmu. Maukah kau berjanji hanya akan menikah denganku?” Dylan berkata malu-malu.
“Alex juga suka Dylan. Alex janji hanya akan menikah dengan Dylan.” Ucap Alexa sambil mengaitkan jari kelingkingnya dengan kelingking Dylan. Alexa dan Dylan sama-sama tersenyum. 
*****
“Kau sekarang tinggal dimana?” tanya Alexa, masih di Delicio Cafe.
“Setelah kau pergi, aku pindah ke New York”
“Bisa aku minta alamatmu?”
“Untuk apa?”
“Kalau-kalau suatu saat aku membutuhkan tumpangan ketika di New York. Aku tidak perlu repot-repot menyewa apartemen kan?” Dylan tertawa, lalu memberikan secarik kertas yang bertuliskan alamatnya.
“Terimakasih.”
“Ya, sama-sama. Ehm, Lex, apakah kau pernah berkencan dengan seorang pria?”
“Tidak, aku tidak mungkin berkencan dengan seorang pria, ketika aku masih mempunyai janji hanya akan menikah dengan seseorang.” Alexa tertawa.
“Bagus, karena akupun tidak pernah kencan dengan gadis manapun. Aku masih menunggu seseorang yang akan kembali dari Paris.” Kali ini, Dylan tersenyum.
*****
“Halo Kate!” ucap Alexa ditelepon
“Hi! Ada apa?”
“Apa kau sudah baikan?”
“Aku tidak apa-apa.”
“Tapi, kau lelah.”
“Tidak lagi. bagaimana mungkin, James memaksaku untuk beristirahat, dan dia tak membiarkanku pergi kemanapun.”
“Dia sayang padamu.”
“Ya, aku tahu.”
“Apa dia sedang bersamamu?”
“Ya, dan dia sedang mengawasiku. Kau mau berbicara dengannya?”
“Tidak perlu.”
“Jadi, kenapa kau meneleponku?”
“Aku bertemu dengan Dylan.”
“Kapan?”
“Saat aku sedang di Delicio Cafe. Dan aku baru saja pulang dari sana.”
“Dylan itu siapa?”
“Sahabat kecilku yang pernah berjanji akan menemuiku saat aku kembali dari Paris.”
“Oh ya?”
“Saat kecil dulu, dia juga berjanji hanya akan menikah denganku.”
“Dia manis.”
“Ya, begitulah.”
“Alex, sampai kapan kau akan menelepon Kate?” ucap James di telepon. Alexa tertawa.
“Oke, oke James. Aku tak akan mengganggumu. Night.” Alexa memutuskan sambungan telepon.
*****
“Hmm... jadi, Dylan yang membuatmu tak berkencan? Karena kau sudah janji dengannya?” tanya Kate. Saat itu Alexa sedang berkunjung ke apartement Kate.
“Ya, begitulah.”
“Kukira kau tidak normal.” Sambung James.
“James, ini urusan wanita. Kau tidak perlu mengatakan pendapatmu.” Alexa berkata tajam. James tertawa.
“Oke, oke sebaiknya aku menghindarimu. Kalau tidak, mungkin kau akan memakanku.” James berkata mengejek. Alexa mengambil bantal, lalu melemparkannya pada James. James tertawa.
“Sudahlah Lex, James memang suka seperti itu. Dia akan senang kalau melihatmu marah-marah.” Ucap Kate.
“Oke, oke.”
“Mungkin, kapan-kapan aku bisa berkenalan dengan Dylan?”
“Yeah, tentu.”
*****
Dua bulan kemudian....
“Alex, kau sedang dimana?” tanya Kate ditelepon.
“Di taman, depan apartement.”
“Dengan siapa?”
“Kau tahu jawabannya.”
“Dylan?”
“Yeah, benar. Jam 7 malam, dia mendatangi apartementku dan mengajakku duduk-duduk di bangku taman.”
“Aku akan menyusulmu. Kau harus mengenalkan Dylan padaku.”
“Tentu, Kau bersama James?”
“Ya, dan kita akan kencan ganda.”
“Kate, aku belum resmi berkencan dengannya.”
“Tapi, dia berjanji akan menikahimu, dan itu lebih dari sekedar kencan.” Lalu, Kate memutuskan telepon. Alexa menatap ponselnya kesal.
“Siapa Lex?”tanya Dylan.
“Kate, temanku.”
Beberapa menit kemudian....
“Alex, apa kau saat ini bersama Dylan?”
“Yeah, ada apa? Kau dimana?”
“Tidak ada apa-apa. Kau yakin sedang bersama Dylan?”
“Yakin, Kaaatee, kau belum menjawab pertanyaanku, kau dimana?”
“Aku sudah di taman, dan aku sudah melihatmu. Sebentar lagi, aku akan menyusulmu. Apakah Dylan duduk disebelahmu?”
“Ya ampun Kate, haruskah aku mengupload fotonya yang sedang duduk disebelahku?”
“Tidak, tidak perlu.” Lalu, Kate memutuskan sambunngan.
“Siapa?” tanya Dylan lagi.
“Kate.”
“Apakah dia akan menemuimu?”
“Tentu, bukan hanya menemuiku, juga menemuimu. Dia bilang, dia ingin berkenalan denganmu.”
“Tidak! Dengarkan aku Alexa, kau ingat janjiku dulu?”
“Janji apa?”
“Janjiku menikahimu”
“Ya, aku ingat.”
“Aku akan tetap menikahimu, apapun yang terjadi. Walau harus dalam jiwa yang berbeda.” Mata Dylan terlihat sedih
“Maksudmu?”
“Berjanjilah, kau akan menungguku?”. Alexa mengangguk.
“Sampai jumpa Alexa, aku mencintaimu.” Dylan berkata sambil mencium kening Alexa, lalu berlari pergi. “Aku juga mencintaimu.” Ucap Alexa lirih. Dia termenung, ciuman Dylan di keningnya terasa dingin.
“Alex!!”.  Alexa menoleh, dan mendapati Kate dan James sedang bergegas kearahnya.
“Mana Dylan?” tanya James, begitu dia sampai di depan Alexa.
“Dia pergi, dan sebelumnya dia mengatak sesuatu yang aneh.”
“Apa?” tanya Kate dan James bersamaan.
“Katanya, dia akan tetap menikahiku, walau dalam jiwa yang berbeda, apa maksudnya?”
“Mmm... sebenarnya, saat aku meneleponmu tadi. Aku hanya melihatmu sendiri, tanpa Dylan. Makanya, aku bertanya padamu, apakah Dylan sedang duduk bersamamu?”
“Benarkah? Apa kalian tidak bohong?”
“Tidak!!” ucap Kate dan James lagi- lagi bersamaan.
“Jadi, kalian hanya melihatku duduk sendirian disini?”
“Yeah, kau tahu jawabannya.” Ucap Kate.
“Jadi, maksudmu, Dylan hanya bisa dilihat olehku?”
“Mungkin.” Sahut James.
“So, Dylan itu apa?”
“Kami tak tahu.” Alexa terduduk lemas, “Bisakah aku kembali ke apartementku sekarang? Aku butuh waktu untuk berfikir.” Kate dan Jmes sama-sama mengangguk. Alexa berjalan lesu menuju apartementnya.
“Alex! Kalau ada apa-apa kau bisa meneleponku.” Alexa sama sekali tak menoleh, dia hanya mengangguk samar.
*****
Sesampainya di apartement, Alexa melempar sepatu dan tasnya begitu saja, lalu menjatuhkan dirinya ke sofa. Dia benar-benar bingung dengan kejadian barusan. Ada apa dengan Dylan? Alexa tiba-tiba berdiri, dia ingat, dia menyimpan alamat Dylan, mungkin ada nomer teleponnya. Alexa bergegas menuju kamarnya dan mengobrak-abrik laci meja riasnya. Dan dia menemukan kertas alamat Dylan.
St.Wallace 159, New York
009-67455562
Alexa membawa kertas itu ke sofa, lalu mengambil ponselnya. Tidak terlalu larut, untuk menelepon seseorang. Dia menekan nomer Dylan dan terdengar sambungan di ujung sana.
“Maaf, apakah saya bisa bicara dengan Dylan?”
“Anda siapa?”
“Saya Alexa, teman kecilnya.”
“Ooh... Alexa? Sudah lama tak berjumpa denganmu Alexa.”
“Iya, Mrs.Wein. Apa kabar?”
“Baik. Saya bahagia bisa berbicara dengan salah satu sahabat kecil Dylan.”
“Maaf, Dylannya ada?”
“...........”’
“Maaf.”
“Dylan sudah lama meninggal. Dia meninggal saat kau pindah. Dia berlari kencang dari sekolah saat tahu kau akan pindah hari itu, bukan esoknya. Sebelum sampai ke rumahmu. Saat menyebrang, dia tertabrak school bus.” Mrs. Wein berkata dengan pelan. Dari nadanya, kelihatannya dia sedang menahan tangis. Alexa terduduk lemas, ponselnya meluncur dari tangannya ke lantai. Pelupuk matanya basah. Dia menangis. Jadi, selama ini siapa yang bersamanya?
“Alex! Apa kau tidak apa-apa?” tanya Kate yang tiba-tiba berhamburan  ke dalam  apartement Alexa. Kate bersama James. Alexa tak bergeming. Dia tetap menangis. James mengambil ponsel di lantai, dan menaruhnya di sofa.
“Alex, ada apa?” tanya Kate sambil merangkul Alexa. Alexa tetap diam.
“Alexa, kau tak bisa terus diam begini, kau harus menceritakannya pada kami.” bujuk James.
“Dylan....”
“Iya, ada apa dengan Dylan?” ucap Kate tak sabar.
“Dia... dia sudah meninggal, saat hari aku pindah.” Jelas Alexa sesenggukan. Kate memeluk Alexa tambah erat.
“Dia jahat! Dia bilang akan menikah denganku! Dia sudah janji!” teriak Alexa terisak. Kate mengusap bahu Alexa, “Sabar Lex, bukankah dia berjanji akan menikahimu, walau dalam jiwa yang berbeda?” ucap Kate menyadarkan Alexa.
“Dan kurasa, dia akan menepati janjinya, entah kapan.” Tambah James. Terdengar dari nadanya, James sendiri kurang yakin dengan perkataannya.
“Aku akan menunggunya....” tekad Alexa dengan mata menerawang.
*****
Tiga tahun kemudian.....
“James Shady, akankah kau menerima Kate dalam suka dan duka?” tanya pendeta. Hari ini, James dan Kate menikah.
“Ya.”
Alexa menahan tangis. Saat ini, umurnya 23 tahun. Dan dia belum menikah. Dia masih tetap menunggu Dylan datang. Beberapa lelaki mengajaknya menikah, tapi dia tak tertarik. Dia masih terikat janji hanya akan menikah dengan Dylan.
“Kate Allincton, akankah kau menerima James dalam suka dan duka?” tanya pendeta lagi.
“Ya.”
“Akankah kalian berdua berjanji bersama selamanya? Sampai hayat memisahkan kalian?”
“Ya.” jawab James dan Kate bersama.
Alexa tersenyum. Dia cukup bahagia menjadi pendamping wanita Kate. Mungkin, suatu saat Kate akan menjadi pendamping wanitanya.
Saat pelemparan bunga......
Seorang lelaki bertuksedo hitam mendekatinya, Alexa mengamatinya. Cowok itu tersenyum ramah. Alexa memalingkan wajahnya. Sepertinya dia kenal senyuman itu, dan mata biru lelaki itu  yang berbinar hangat. Saat dia berbalik untuk menatap lelaki itu, lelaki itu sudah mendapatkan buket bunga yang dilempar James dan Kate.
“Alexa....” lelaki itu menghadap kearahnya dan menatapnya tepat dimata.
“Kau tahu namaku?” Alexa bertanya, matanya memancarkan kebingungan.
“Namaku Nathan Wayn, dan aku kesini untuk menepati janjiku.”  Lelaki itu berkata lembut. Seketika air mata Alexa mengalir.
“Alexa Georgia, will you marry me?” Nathan tersenyum, dan memberikan buket bunganya pada Alexa. Alexa menerima buket bunga itu dengan air mata mengalir di pipinya.
“Yes, i will.” Jawab Alexa pelan. Nathan tersenyum, lalu memeluk Alexa erat.
“Mengapa kau menangis saat kau bisa bertemu lagi denganku?” Nathan berkata lembut, lalu memeluk Alexa lebih erat. Alexa tak menjawab. Dia sudah cukup bahagia bertemu dengan Dylan “versi” barunya. Mungkinkah ini keajaiban cinta?
SELESAI

Read more: http://cerpen.gen22.net/2012/04/cerpen-cinta-miracle-of-love.html#ixzz1xIEWP8zu

Posted in | Leave a comment

cerpen

Cerpen Cinta: Kata Cinta Yang Kedua

Oleh: Farhatul Aini

Awal aku masuk kuliah selama beberapa hari menjalani penyiksaan yang begitu pahit oleh senior yang kejam dan jahat. Dengan berkendaraan bus yang penuh sesak, ku masuki bus itu dengan sedikit hati hati, ku duduk di sebuah tempat dekat jalan, yang kurasa agar tidak terlalu sulit jika aku turun nanti, ku duduk dengan manisnya, sambil melihat orang di sekitarku. Rasanya ada yang aneh dengan gerombolan 6 orang yang duduk paling belakang itu. Rupanya aku kenal salah satu dari mereka tapi aku tidak tau namanya, ya.. teman satu jurusanku namun kita sama sekali tidak bertegur sapa, mungkin karna aku terlalu pendiam, mungkin juga dia tidak mengenaliku. Namun ada seseorang salah satu dari mereka yang agaknya terlalu memperhatikanku, dan saat aku melihatnya ke belakang untuk melihat keadaan, rupanya dia sedang melihatku , tatapan kami terhenti di salah satu sudut. Karena dia yang terlebih dulu melihatku, dia pula yang melempar senyum terlebih dulu kepadaku, tanpa canggung aku pun membalas senyumnya.

Ku buka kembali Diary lamaku saat aku pertama kali bertemu dengan Kevin. Rasanya tak pernah terfikirkan olehku akan melewati masa sesulit ini ketika telah mengenalnya.

“hayooo ngelamunin Kevin ya?” tiba-tiba Adel datang ke kamar.


“apaan si lo, sok tau.”


“eh apaan tuh liat dong, lucu gitu bukunya, ada foto kamu sama Kevin lagi.” Sambil merebut buku yang di tangan Widy.


“eh jangan itu Diary gue” balik Widy merebutnya, tapi tak berhasil.


“ah biarin gue pengen tau.”


Akhirnya Widy menyerah membiarkan Adel membaca buku Diarynya itu. Setelah lama Adel membaca halaman pertama buku itu diapun berkata.

“jadi rupanya lo tuh suka pada pandangan pertama nih.”

“eh engga ya, dia dulu yang ngelempar senyum ke gue, terus minta nomer gue ke Raka, temen satu jurusan gue itu yang satu bus sama gue waktu itu. smsin gue, ngajak jalan, sampe deket kaya gini, dan tiba-tiba dia pacaran sama Nuna.” Menceritakannya dengan emosi, lalu Widy mengeluarkan air matanya.


“sabar ya wid, gue rasa Kevin tuh ga bermaksud nyakitin elo, dia kan ga tau kalo Noumi itu kakak lo.”


“dia tuh kakak tiri gue, dan kalo emang seorang kakak dia gak mungkin sejahat ngerebut orang yang gue suka.”


“tapi lo gak pernah bilangkan orang yang lo suka itu Kevin, mana dia tau kalo dia yang lo suka.”


“udahlah Del ga usah bahas dia lagi, mulai sekarang gue benci sama Kevin dan Noumi!”


Noumi, dialah yang sudah menghancurkan semuanya, aku terbiasa memanggilnya Nuna(sebutan kakak perempuan dalam bahasa Korea),dia adalah kakak tiri aku yang kuliah dan tinggal di Korea , dia tinggal disana bersama Paman Lian yang membuka usaha restaurant khas Korea, aku yang tidak suka dengan musim dingin hanya tinggal di Jakarta bersama Papah dan Mamah tiriku. Noumi ternyata teman sewaktu SMA Kevin, yang pernah disukai Kevin dulu tapi kenapa harus Noumi? dia orang yang terdekat denganku, dan kenapa aku harus tau sekarang, ketika aku sudah benar-benar menyayanginya.


Beberapa minggu lalu Kevin pernah menyatakan cinta padaku, tepatya saat aku pulang kuliah, tanpa ragu dia menyatakan kata-kata cinta itu dengan lancar, sampai aku seperti terhipnotis tak sadar melihat tingkah dan deretan kata-kata itu. Namun karna aku bingung dan ragu aku menjanjikannya akan menjawab pada saat malam minggu di Cafe tempat biasa kita makan bersama.


Memang waktu belum mengijinkan kita, pada saat itu banyaknya tugas yang datang mengahampiri membuat aku lupa akan hal itu. Berjam-jam ternyata dia menunggu di Cafe, dan aku memang benar-benar lupa. Seperti penyesalan yang amat mendalam, dia mengira aku tak datang menemuinya karna aku menolak cintanya, beberapa kali aku jelaskan aku lupa untuk datang ke Cafe itu, tapi Kevin hanya menjawab “lupakan saja Wid, anggap saja itu tak pernah terjadi.” dan aku sangat tau Kevin, sesekali ia dikecewakan, dia takan pernah memberikan kesempatan untuk orang yang pernah mengecewakannya. Dan aku menunggu dia menyatakan cinta itu lagi, karna aku takan menyia-nyiakannya untuk kedua kali, karna aku mencintainya. Tapi kemana dia, cinta itu tak pernah keluar dari mulutnya lagi sampai pada akhirnya dia menemukan Noumi, sahabatnya dulu yang pernah disukainya. Sampai pada akhirnya aku memutuskan, untuk merelakan semuanya. Bahwa Kevin kini telah menjadi milik Noumi.


Malam ini sengaja aku duduk ditaman rumah, malam inikan malam ulang tahunku tapi semuanya nampak sepi, Papah Mamah yang sedang berkunjung ke Korea menjenguk Paman Lian yang sedang sakit, tidak kunjung pulang sampai hari esok tiba. Headset yang tertempel ditelinga seperti melekat, aku menikmati alunan musik yang bertema galau, pas sekali dengan apa yang ku rasakan. Tiba-tiba Pemandangan yang tidak menyenangkan, oh Noumi dan Kevin, inikah kado terburuk yang pernah kudapatkan dihari ulangtahun ku besok, kemesraan yang tampaknya mereka pamerkan membuatku iri, harusnya aku yang sedang tertawa mesra bersama Kevin disana. Tak biasa mereka pulang semalam ini tepatnya jam 10 malam, pasti mereka habis makan di Cafe, nonton, semua hal yang mengasikan.


Saat mereka lewat didepanku, akupun sengaja menutup mata, agar tidak menambah beban pikiranku, dan diam-diam saat mataku terpejam, rasanya pipiku sudah basah terbanjiri air mata.


“kenapa malam-malam kamu masih diluar Wid?” tanya Kevin.


Rupanya alunan musik yang terdengar ditelinga Widy, membuatnya tidak mendengarkan ada suara apapun selain lagu lagu yang didengarnya.


“hei widy.” Sapa Kevin sambil menyentuh tangan Widy, agar Widy merasakan bahwa disana ada orang yang mengajaknya berbicara.


Mata Widypun terbuka dan dengan kagetnya, sampai gelas lemon tea didekatknya terjatuh.


“eh, eh Kevin.”


Entah apa yang harus aku lakukan pada saat itu, suara pecahan gelas membuatku makin panik dan aku memunguti pecahan-pecahan gelas itu. Sebenarnya jika situasi sedang normal aku tidak akan melakukan hal itu, aku akan mengusir Kevin jauh-jauh dan menyuruhnya pergi. Dengan tergesa-gesa membereskannya membuat  beling pecahan gelas itu, melukai tanganku. Kevin hanya terdiam melihat tingkahku. Dan ketika ia tersadar iapun langsung membantuku, mengeluarkan sapu tangan, dan membalutkannya ke tanganku yang luka.


“kamu tuh kenapa si, ga biasanya banget?” tanya Kevin.


“habisnya kamu tuh dateng tiba-tiba, bukannya tadi kamu bersama Nuna masuk kedalam eh tiba-tiba kamu ada disini.”


“ya gapapa dong sekali-kali akukan pengen sama kamu.”


Kata-katanya membuat aku benar-benar kesal, kamipun duduk berdua diatas ayunan panjang itu. Diam sejenak tanpa ada yang berkata-kata.


“sebaiknya kamu panggil Nuna sanah, dan aku mau istirahat.”


Diam itu saat bersama Kevin itu, membuat kenyamananku terganggu, aku putuskan untuk kembali ke Kamar.


“eh Wid, disini aja. Noumi sedang mandi katanya dan kamu harus menemani aku.”


“kenapa begitu”


“karna akukan tamu, masa tamu dibiarkan sendiri, ayolah yah yah...” mintanya dengan manja.


“engga!”  Widy lari menuju rumah, dan Kevinpun mengejarnya


“kenapa kamu jadi seperti ini si Wid? Kamu tidak seperti kamu yang dulu dan aku tidak suka.”


“dan kamu pikir aku suka kamu dekat dengan Nuna, lalu melupakan aku begitu saja?”


“apa wid, jadi kamu tidak suka aku dekat Noumi?”


“eh bukan itu maksud aku.” Widy berusaha mengelak.


“wid sekarang aku tau perasaan kamu, akhirnya kamu menjawab semua rasa penasaran yang aku rasakan selama ini.”


“maksudnya?”


“sebenarnya aku tidak pernah pacaran bersama Noumi, akupun tidak pernahkan bilang kalo aku pacaran sama Naomi bukan, tapi kamu sendiri yang menganggap semua itu.”jelas Kevin.


“ah sudahlah lepaskan, aku tidak mau lagi mendengar semua itu.”


Widypun lari ke dalam rumah, dan berhenti ketika melihat Noumi sedang membuat kue ulang tahun, ah pasti itu buat Kevin, hari ini kan dia juga ulang tahun. Pasti mereka bakalan ngerayain bareng diatas penderitaan gue.


Kevinpun ikut lari ke dalam rumah.


“Widy, kenapa kamu masuk ke dalam, harusnya kamukan menemani Kevin diluar.”


“ah urusi saja pacarmu itu sendiri.”


Ketika Widy mencoba berlari lagi menuju kamar, langkahnya terhenti karna salah satu tangganya berhasil dipegang erat oleh Kevin.

“jangan pergi lagi Widy.”

Sontak Widypun kaget dan mencoba melepaskan pegangan itu, saat berhasil terlepas widypun berkata.


“apa si maunya kalian itu, aku hanya ingin tenang silahkan kalian bercinta sesuka kalian tapi jangan ganggu aku lagi.”


“Widy apa maksud kamu?”


“Nuna pacaran sama Kevinkan, dan Nuna tau dia itu orang yang sering Widy ceritakan kepada Nuna saat kita sedang curhat bersama melalui e-mail.”


Noumi hanya tersenyum lalu mengatkan “Happy Birthday Widy.”


Nuna sambil berteriak, aku bingung seperti konyol sekali, itukan kue untuk merayakan hari ulang tahun Kevin.


“Widy maafkan aku, ini semua rencana aku, aku ingin tau sekali lagi perasaan kamu, dan aku rasa ini satu-satunya cara agar aku tau perasaan kamu, kamu cemburukan wid aku bersama Noumi, dan itu artinya kamu juga suka kan sama aku?”


Widy seolah tak percaya akan hal itu, air matanya mengalir ke lekuk pipinya.


“aku cinta sama kamu widy, sekali lagi aku ungkapkan itu, dan aku mau kamu menjawabnya sekarang, apapun jawaban kamu aku siap, tak perlu menunggu lain waktu, maukah jadi pacar aku?”


Tanpa berkata Widy langsung memeluk Kevin.


“jangan lakukan ini lagi, aku juga cinta kamu dan kamu harus tau itu.”


Pelukan yang berlinang air mata, mengakhiri sebuah kebahagiaan.


“Nuna maafkan aku yang selama ini sudah membenci Nuna.”


“tidak apa-apa, memang harusnya begitu kalo memang Nuna melakukan itu.”


Malam itu malam yang indah, aku merayakan ulang tahunku bersama Kekasihku dan Nuna, orang yang sangat aku sayang.


-selesai-

Posted in | Leave a comment

kisah dan logika



Bila Cinta Jangan Ada Dusta
By: M. Agus Syafii
Seorang suami berkali-kali meyakinkan istrinya untuk kembali bersatu ditengah bahtera rumah tangga yang retak. Upaya untuk memulihkan hati istrinya yang tengah terluka tidak juga mampu menyakinkan. Masih teringat ucapan istrinya, "Bila cinta jangan ada dusta, Mas.." Ucapan itulah yang selalu terdengar. Istrinya pergi meninggalkan rumah. Kerepotan mengurus anak yang masih balita dan kesibukan mencari nafkah membuat hidupnya kacau balau. Rasa bersalah dan kesepian serta kekacauan hidupnya, perasaan kehilangan sosok istri menyergap dalam kerinduan membuat ia melupakan harga dirinya dan tidak mempersoalkan apapun yang telah terjadi. Berkali-kali ia memohon agar istri dan anaknya yang pertama kembali ke rumah dirasakannya sia-sia. Sempat dihinggapi kemarahan, kekecewaan, sakit hati dan terpuruk, "Ya Allah, sampai kapan Engkau uji hambaMu ini..' ucapnya lirih hampir tak terdengar. Namun ia segera bangkit untuk bershodaqoh di Rumah Amalia, "Saya bershodaqoh berharap agar Allah memberikan kekuatan dan kesabaran kepada saya agar mampu melewati semua ujian dan cobaan ini," tuturnya.

Keesokan harinya, dipagi hari terdengar ketukan suara pintu rumah. Dibukakan pintu rumah, tiba-tiba istri bersama anaknya memeluk dirinya. Berlinangan air mata tak mampu ditahannya. Isak tangis kebahagiaan. Semuanya begitu indah dan menyejukkan hati. Kepulangan istri dan anaknya begitu berarti bagi hidupnya. Kegigihannya dirinya sebagai seorang suami membuahkan hasil. Ia dan istri juga anak-anaknya menemukan kebahagiaan karena merajut kembali rumah tangganya yang kedua menjadi lebih saling mencintai, saling mengerti dan saling menerima apa adanya. Cintanya yang tulus telah mampu menyembuhkan luka hati istrinya. Ia dan istrinya sama-sama bersyukur kepada Allah dengan berbagai peristiwa, ujian dan cobaan telah mampu membuat rumah tangga berdiri kokoh dan atas semua kasih sayang dan karunia Allah telah memberikan kepada dirinya sebuah keluarga yang saling mengasihi. Subhanallah.

---
Sahabatku, aminkan doa ini agar menjaga keharmonisan keluarga. "Robbana atmin lana nurona waghfirlana, innaka ‘ala kulli syay`in qodirun. “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS At-Tahrim [66]:8).

Wassalam,






Perih Terluka

By: M. Agus Syafii

Luka itu terasa teriris perih menyayat hati. Sosoknya perempuan yang sederhana, selalu tersenyum namun rapuh. Sekian tahun lalu dirinya berpisah dengan suaminya, tidak pernah dia membayangkan pernikahan itu hancur begitu saja tanpa disadari. Suami terpikat dengan perempuan lain. Disaat dirinya tersadar, semua terlambat, palu telah diketuk dan dia menjalani hari-harinya dengan luka perih dihati, hanya putri yang masih kecil ikut bersamanya. Harta, rumah, deposito bahkan mobil dibawa oleh sang suami. Derita itu seolah tak ujung, dengan bercucuran air mata dalam kesendirian harus menjaga putrinya yang tengah terbaring lemah di rumah sakit dan ketika putrinya bertanya, 'Ma, ayah mana? Kok nggak nengok putri?' Kata-kata yang keluar dari bibir mungil tak mampu dijawabnya, hanya isak tangis yang terdengar. Setelah sepekan menunggu di Rumah Sakit, dirinya menyaksikan bagaimana putri yang dicintainya menghembuskan napas terakhir. Didekap dalam pelukan. Tak kuasa untuk bisa menahan derita bagaimana harus menjalani hidup.

Sejak itu, dia selalu mengurung diri dalam kamar. Tak peduli siang, malam. Hari terus berlalu, yang ada hanyalah mengusap air mata dalam kesendirian, diam membisu dalam doa. 'Ya Allah, dimanakah Engkau? Kenapa Engkau timpakan ini semua kepadaku?' Dua bulan berlalu begitu cepat, wajahnya terlihat lebih kurus, tanpa makan dan hanya sedikit minum. Mukena yang dipakainya sudah terlihat usang. Bibirnya mengering sudah tidak lagi teringat berapa kali istighfar diucapkan. Memohon ampun kepada Allah. Ditengah kondisi tubuhnya melemah, seorang ibu datang menyuapi dirinya dengan bubur ayam. Kata-katanya begitu menguatkan hati, tidak mampu berkata apa-apa, hanya terisak tangis pilu. Pada saat itulah dirinya belajar untuk menerima realitas hidup. Kedatangan dirinya bersama seorang sahabat ke Rumah Amalia untuk bershodaqoh dengan berharap Allah menyembuhkan luka dihatinya.

Dirasakan di dalam hatinya terasa ada kehangatan yang mengalir, memberikan kesejukan dan ketenteraman. Dia tahu, bahwa dirinya tidak sendiri, banyak perempuan yang mengalami seperti dirinya. Dia merasakan luka itu perlahan-lahan sembuh. Berulang kali mengucapkan syukur alhamdulillah, seolah dia mengerti maksud Allah, menjadi lebih mengerti kasih sayang Allah kepada dirinya. Yang manis mampu membuatnya tersenyum, kepahitan tidak lagi mampu membuat hatinya terluka. Dirinya tidak lagi terjebak pada masa lalu dan tidak menyesali apa yang telah terjadi. 'Saya yakin Allah, memberikan yang terbaik bagi setiap hambaNya.' tuturnya sore itu di Rumah Amalia. Wajahnya berbinar penuh senyuman. Kebahagiaan itu hadir di dalam hatinya dalam keridhaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 'Barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah sedang dia orang yang berbuat kebaikan maka sesungguhnya ia telah berpegang teguh kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah kesudahan segala urusan.' (QS. Luqman : 22).

--
Sahabatku, aminkan doa ini mengubah kesedihan kita menjadi bahagia. "Inna tawakaltu ‘alal hayyil ladzi ia yamutu wa ia hawla quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhimi.” Sesungguhnya aku berserah diri kepada yang Maha Hidup yang takkan pernah mati. Tiada daya upaya dan kekuatan kecuali dengan Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung.”


Wassalam,

Posted in | Leave a comment

komang 2


 

Leave a comment
Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Search

Swedish Greys - a WordPress theme from Nordic Themepark. Converted by LiteThemes.com.